Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto adalah indikator
fundamental utama yang digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Angka GDP menyatakan nilai total barang dan jasa
yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu. GDP bisa
dianggap sebagai ukuran perekonomian negara tersebut dan sampai seberapa
jauh ekonomi negara tersebut telah tumbuh atau sedang menyusut. Secara
umum bisa dikatakan jika GDP suatu negara meningkat maka perekonomian
negara tersebut sedang menguat, dan permintaan mata uang negara tersebut
juga akan meningkat yang berarti nilai tukarnya akan menguat.
Sebaliknya jika GDP menyusut atau negatif, nilai tukar mata uang negara
tersebut akan cenderung melemah.
Biasanya GDP diukur per kwartal dan per
tahun (tahunan), yang diperbandingkan terhadap kwartal dan tahun
sebelumnya. Misalnya jika GDP tahunan suatu negara meningkat 3% berarti
ekonomi negara tersebut telah mengalami pertumbuhan sebesar 3%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Umumnya GDP dihitung dengan
menjumlahkan semua investasi, konsumsi total, pengeluaran pemerintah dan
ekspor. GDP berpengaruh langsung pada masyarakat dalam sebuah sistem
perekonomian. Jika ekonomi sedang tumbuh, angka pengangguran akan turun
dan tingkat upah akan naik seiring dengan permintaan tenaga kerja yang
meningkat.
Perubahan GDP yang signifikan biasanya akan
berdampak langsung pada pasar saham. Jika ekonomi sedang memburuk maka
keuntungan perusahaan yang go public juga akan berkurang dan
harga sahamnya akan turun. Para investor yang khawatir ketika GDP sedang
negatif akan keluar dari pasar saham hingga indeks harga saham turun.
GDP suatu negara yang negatif selama 2 kwartal berturut-turut merupakan
tanda bahwa negara tersebut sedang memasuki resesi.
Rilis data GDP
Dalam setiap tahun ada 3 kali rilis data GDP yaitu:
1. Advance GDP:
dirilis sebulan setelah berakhirnya satu periode kwartal. Rilis data
ini adalah yang paling awal sehingga cenderung mempunyai pengaruh cukup
besar meski ada perbedaan dengan data akhir (final report) karena beberapa data yang belum dihitung seperti data perdagangan dan persediaan barang (inventory).
Disebut juga dengan GDP First Release atau Estimated GDP.
2. Preliminary GDP:
dirilis 2 bulan setelah berakhirnya satu periode kwartal. Rilis data
ini lebih realistis dari rilis sebelumnya. Disebut juga dengan GDP Second Realease.
3. Final GDP:
dirilis 3 bulan setelah berakhirnya satu periode kwartal. Pada rilis
data ini ada beberapa perbaikan atau revisi dari data sebelumnya.
Disebut juga dengan GDP Third Release atau Revised GDP.
Rilis data GDP tidak hanya penting bagi investor, trader atau analis,
tetapi juga sangat diperhatikan oleh para petinggi bank sentral sebagai
penentu kebijakan moneter dan juga para politisi. Dalam merencanakan
kebijakan moneternya, bank sentral melakukan estimasi dan menetapkan
target GDP pada suatu periode tertentu. Bersamaan dengan data
pengangguran dan tingkat inflasi yang sedang berjalan, bank sentral bisa
mengambil kebijakan untuk merubah tingkat suku bunga atau bahkan
melakukan tindakan stimulus seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan
Jepang.
Di Amerika Serikat prediksi secara umum range pertumbuhan
ekonomi yang ideal per tahun adalah 2.5% hingga 3%. Jika perekonomian
mulai memasuki resesi, GDP diharapkan bisa naik hingga 6%-8%, tetapi
dalam jangka panjang pada umumnya investor memprediksikan GDP pada level
sekitar 3%.
Kekurangan jika trading dengan indikator
fundamental GDP adalah bahwa rilis data GDP hanya terjadi per kwartal,
tidak seperti kebanyakan indikator fundamental penting lainnya yang
dirilis per bulan misalnya CPI, NFP
dan indeks sentimen bisnis, atau klaim data pengangguran AS yang
dirilis per minggu. Meski demikian, trend GDP dalam jangka panjang
penting diketahui guna mengetahui level perekonomian suatu negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar