Semakin banyak kita lihat bagaimana
café-café menjamur dan dibanjiri anak muda bahkan anak SMA hanya sekedar
untuk membuka laptop yang harganya setara dengan motor baru atau hanya
ingin mengganti suasana hati saja. Dan mungkin, cuma buat update status
via media social biar dibilang Gaul.
Tertawa, terbahak-bahak dengan teman
semejanya, seakan tidak ada yang mereka pikirkan. Duit siapa? Dan
darimana mereka bisa menenteng laptop dengan merk apel kegigit yang
harganya selangit, atau lifestyle ke-artis-an yang mereka banggakan,
banyaknya tempat nongkrong yang mereka kunjungi dll.
Jawabannya adalah hasil “BLT” dari orang tuanya. Mungkin anak manager, anak menteri, anak pengusaha, u name it.
Dengan “BLT” dari orang tuanya, harusnya
masyarakat muda kita bisa lebih menghargai apa yang diberikan pada
mereka. Bukan dengan jawaban “Yaelah, gw kan masih anaknya. Wajarlah gw
minta” atau “Mumpung masih ada bonyok gw, yudalah”. Gak ada yang salah
dengan jawaban itu. Tapi, pernah gak sih berpikir “mau sampai kapan gw
minta BLT terus ke nyokap?” atau “Wihh gila! Temen gw umur segini udah
punya usaha sendiri”.
Gimana perkonomian Indoneisa yang
digadang-gadangkan bakalan naik banget, kalo anak muda kita kerjaannya
cuma haha hihi dengan laptop belasan juta dan segelas kopi setengah
ratus ribu. Emang bukan cuma kerja aja sih, kalo emang belom cukup umur
buat kerja, mau gimana juga? Bisa dengan nabung dan investasi
kecil-kecilan kaya membeli emas batangan atau nyicil. Kalo orang tua
kepepet kan, bisa pake tabungan kita.
Gak ada lagi rasanya alasan untuk
“malas” berinvestasi atau setidaknya menabung, belum lagi saat BBM naik
semakin menegangkan urat kemarahan beberapa kalangan dengan aksinya
turun ke jalan, menuntut kenaikan bbm yang sebenernya untuk mereka juga.
Seandainya masyarakat muda menengah kita
(yang menghabiskan 30 ribu sampai 200 ribu perhari) berpikiran seperti
teman saya, sebut saja Eza. Eza adalah anak seorang pengusaha di pulau
sumatera. Bagi Reza untuk membeli laptop yang setara dengan sebuah motor
baru bukanlah hal yang sulit untuknya.
Mobil, nongkrong di café dengan segelas
kopi setengah ratus ribu bisa dijalaninya setiap hari. Tapi bukan
berarti dia tidak memikirkan bagaimana jika Ayahnya tidak bisa
menyupport kebutuhannya lagi? Bagaimana jika usaha ayahnya bangkrut?
lantas dia membantu dengan apa? Atau jika nantinya ia sudah bekerja dan
mempunyai kebutuhan yang lebih banyak daripada saat ini, masih punya
keberaniankah dia untuk minta kepada ayahnya?
Eza akhirnya membagi-bagi jajan perbulan
yang diberikan ayahnya. Sebanyak 20% ia sisihkan untuk berinvestasi,
membeli emas. (perhitungan jelasnya)
Sekarang teman saya sudah membuka sebuah
café di bilangan Kota Pekanbaru dengan hasil investasinya. Dari
kantongnya sendiri, dari 20% jajan dan gajinya sebagai pegawai bank
swasta. Jadi sambil bekerja kantoran ia juga memiliki bisnis sebagai
investasinya.
Mungkin tidak semua anak muda kan
berpikiran seperti itu, tapi seperti kata Yoeswohadi, ahli marketing
menyebutkan dalam bukunya ‘Consumer 3000’ masyarakat menengah yang
sedang tumbuh di Indonesia ini diikuti meleknya mereka terhadap
teknologi, lebih pintar dan lebih beradab.
Harusnya investor muda menjadi tren yang
menjamur layaknya potongan rambut ‘atas rame samping sepi’ yang menjadi
trademark rapih kalangan kita.
Ditambah lagi banyaknya pilihan
investasi yang disebar ke tengah-tengah masyarakat kita. Untuk apa lagi
membanggakan hasil jerih payah orang tua kita, kenapa tidak mulai
membanggakan diri sendiri dengan mempunyai pemikiran yang ‘sedikit lebih
maju’ daripada yang lainnya.
Jadi? Gak ada kata kata terlambat untuk
berinvestasi, mau berapapun jajan kalian mau berapapun gaji kalian, mau
apapun kerja kalian, kalo udah sadar pentingnya investasi, tinggal
cari-cari deh investasi yang pas, dan cepet nguntungin dengan resiko
yang bisa diminimalisir. Karena semua investasi emang penuh sama yang
namanya resiko.
Jadi bisa nongkrong kapan aja dimana aja
dengan duit kalian sendiri kan? so tunggu apa lagi?. Di sini kalian
cuma modal gadget yang kalian pegang sehari-hari, gak ribet dan bisa
nambahin jajan kalian. Itung-itung bantuin orang tua juga kan?
Pelajari tips Pengelolaan Keuangan berikut ini supaya uang bulanan kalian ga terus-terusan habis.
Sukses Selalu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar